Rabu, 30 April 2014

Penderita Kista yang Terasingkan

Manusia dan Penderitaan


A.   Penderitaan
Penderitaan memang kata yang sangat berat. Tetapi jika kita lihat hal positifnya jadi lebih ringan. Kita semua pasti tahu apa itu penderitaan? Penderitaan ini dari bahasa sansekerta yang artinya penahan. Penderitaan berasal dari kata derita. Derita artinya menanggung atau merasakan susuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan dapat lahir atau batin atau lahir batin. Penderitaan bertingkat-tingkat ada yang berat ada yang ringan, namun peranan individu juga menentukan barat tidaknya intensitas penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit bagi seseorang atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan.  Menurut saya penderitaan itu bisa dikatakan satu kata yaiutu ujian. Ya, dikatakan ujian karena dalam ujian pastinya meningkatkan kualitas yang ada. Seperti ujian itulah, ujian ada karena agar kita dapat bersikap dewasa dalam menjalani hidup.

B.        Siksaan
Mulanya berawal dari siksaan maka akan terjadi penderitaan. Siksaan ini diartikan siksaan badan atau jasmani atau juga bisa dikatakan siksaan jiwa atau rohani. Yang maha kuasa tidak akan menyiksa seseorang terkecuali dosa-dosanya sendiri yang akan menyiksanya. Janganlah kita menjadi orang yang dengki, iri hati, memfitnah atau sebagainyanya Karena hal tersebut merupakan ancaman untuk diri kita.
Sudah jatuh tertimpa tangga pula. Mungkin kisah ini sesuai dengan yang dialami seorang penderita kusta di Rembang, Jawa Tengah. Setelah jari tangan dan kakinya putus, kini dia harus berjuang sendirian karena keluarga mengasingkannya. Pria tersebut bernama Imam rosyidi (56) warga Desa Pacing, Kecamatan Sedan, Rembang.
Dia kini tinggal seorang diri di sebuah gubuk kawasan hutan kebun jati yang agak jauh dari pemukiman penduduk. Nahasnya, tempat yang didiami milik orang lain. Dia menumpang di sebidang tanah milik seorang warga yang merasa simpati melihat penderitaan Imam yang tetap semangat menjalani hidup.

C.   Kekalutan Mental
Demi menyambung hidup, Imam mengisi waktu dengan membuat alat-alat pertanian. Hanya itu yang bisa dia lakukan, karena untuk berjalan kaki saja susah. Untuk menghilangkan rasa sakit akibat penyakit menahun yang diderita, Imam harus meminum obat puyer. Bahkan dalam sehari, pria ini bisa menghabiskan lima bungkus.
Perlakuan warga sekitarpun beragam, banyak yang mengucilkan tapi ada pula yang mencurahkan perhatian dengan memberi bantuan makanan. Hidup di bawah belas kasihan orang lain, membuat Imam selalu berusaha agar tidak membebani mereka. Meski kecil, dia ingin keberadaannya memberikan manfaat untuk sesama hingga maut datang menjemput.

D.   Penderitaan dan Perjuangan
Imam sudah lebih dari 20 tahun menderita penyakit kusta. Keterlambatan penanganan, mengakibatkan jari tangan dan kaki nyaris hilang. Semua karena dipicu kondisi ekonomi yang pas-pasan. Sang istri yang seharusnya menjadi pendamping setia, memilih untuk berpisah dan meninggalkannya. Sedangkan kedua anaknya sudah tidak pernah datang lagi untuk menengok datang kerumah. segala penyakit pasti bisa menimpa siapa saja tanpa terkecuali. Sebagai anggota keluarga khususnya serta tetangga atau penduduk setempat, sangatlah tidak layak untuk mengasingkan orang yang sedang jatuh sakit. Justru seharusnya kita memperdulikannya.

E.   Penderitaan, Media Masa dan Seniman
Pada era modern ini penderitaan sudah lebih sering ditemukan. Semakin berkembangannya teknologi semakin pula banyak manusia yang merasakan penderitaan. Penyakit seorang pria ini sangatlah berat, selain dirinya merasa sakit pada badannya hati beliau juga mengalami kesakitan karena diacuhkan oleh keluarga sendiri. Segala macam penderitaan sekarang sudah bisa disebarluaskan diberbagai media social sama seperti halnya cara pengobatan penyakit kista ini namun tidak bisa dipungkiri seiring berjalannya waktu biaya semakin besar.


F.    Penderitaan dan Sebab-Sebabnya

Penyakit kista bisa disembuhkan bila belum terlalu akut lain halnya dengan Imam Rosyidi yang jari tangan dan kakinya hamper putus. Karena keterbatasan biaya sehingga membuat beliau membiarkan menahan rasa sakitnya. Penyakit ringan namun lama-kelamaan menggerogoti organ tubuh lainnya sehingga membuat beliau lemah tak berdaya.

G.  Pengaruh Penderitaan
Suatu penderitaan yang terjadi pada manusia dapat menimbulkan pengaruhnya, baik sikap positif atau negative. Sikap positif yang terjadi pada Imam ini adalah tidak mengena kata menyerah dibuktikan dalam hal ia tetap membuat karya yang kreatif. Beliau tidak membatasi dirinya, tetap ingin hidup penuh dengan berkah dan manfaat meskipun banyak yang mengejek dan bersikap kasa kepadanya. Namu dalam hal negative, beliau bisa jadi manusia yang tertutup, lebih banyak diam dan tidak menceritakan hidupnya kepada siapapun. Ditambah lagi sosok keluarga yang seharusnya hadir memberikan semangat untuk tetap berjuang kini sudah tidak ada lagi disamping beliau.

Sumber :

http://ocw.gunadarma.ac.id/course/psychology/study-program-of-psychology-s1/ilmu-budaya-dasar/manusia-dan-penderitaan

Jumat, 25 April 2014

Keindahan Puncak JayaWijaya, Satu-satunya Tempat Bersalju di Indonesia


A. Keindahan Puncak JayaWijaya

Ingin salju turun di Indonesia seperti dalam cerita di film-film Korea di televisi? Hal ini mungkin bisa kamu dapatkan bila berkunjung ke beberapa mall terkemuka di Jakarta yang memang membuat ruangan khusus bersalju.

Sejatinya, Indonesia yang terletak di garis khatulistiwa memang memiliki iklim tropis sepanjang masa sehingga tidak memungkinkan adanya turun salju di wilayahnya. Namun keajaiban alam sering muncul di Indonesia. Salah satunya yaitu salju abadi di puncak Gunung Jayawijaya.

Di puncak gunung tertinggi di Indonesia ini, salju terhampar begitu luas. Ketinggiannya yang mencapai 4.884 dapl membuat salju abadi pun menutupi puncak gunung di Papua ini. Salju di puncak Jayawijaya merupakan salah satu fenomena alam yang unik, karena es alami biasanya tidak turun di sepanjang khatulistiwa. Jika dilihat dari udara, Puncak Jayawijaya bagaikan permadani yang diselimuti tudung putih. Jika matahari sedang cerah, maka hamparan salju tersebut akan akan memantulkan cahaya matahari yang menyilaukan namun tetap mengagumkan.

Pegunungan Jayawijaya merupakan dataran tinggi dan bersuhu rendah, terkadang pada bulan-bulan tertentu di puncak gunung Jayawijaya terdapat salju. Suhu di Pegunungan Jayawijaya saat malam hari dapat mencapai 10 – 15 derajat celcius, maka sebelum anda berangkat ada baiknya mempersiapkan baju hangat dan tebal untuk dibawa.

 Keindahan puncak Jayawijaya atau yang lebih dikenal para pendaki sebagai Piramida Carstenz terdaftar sebagai satu dari tujuh puncak benua (seven summit) yang sangat fenomenal dan menjadi incaran para pendaki gunung di berbagai belahan dunia. Carstenz diambil dari nama penemu pegunungan ini, Jan Carstenz yang melihat adanya puncak gunung bersalju di daerah tropis melalui sebuah kapal laut di tahun 1623.

Berada di Puncak Jayawijaya atau di Puncak Carstenz merupakan impian para pendaki gunung. Persyaratan yang tidak mudah dan biaya yang tidak murah pun harus disiapkan jauh-jauh hari guna mengatasi berbagai rintangan yang ada. Mulai dari kondisi alam yang begitu terjal, suhu sangat dingin, dan angin yang kencang serta kemungkinan kekurangan oksigen menjadi tantangan tersendiri.

B. NILAI ESTETIK

Dengan pesona yang indah, puncak JayaWijaya itulah yang menjadi daya tarik wisatawan lokal maupun mancanegara untuk mengunjunginya, biasanya yang berkunjung ke puncak Jayawijaya adalah wisatawan yang memiliki jiwa petualang dan berwisata dengan penuh tantangan demi mendapatkan sebuah kepuasan yang tak terhingga. Selain itu, berwisata ke puncak JayaWijaya akan semakin menguji adrenaline wisatawan, tidak itu saja gunung rinjani juga termasuk sebagai objek wisata yang cukup berbahaya di indonesia. 

Sumber:
 http://kotawisataindonesia.com/menyusuri-keindahan-lembah-baliem-di-pegunungan-jayawijaya/
 http://www.belantaraindonesia.org/2013/01/pesona-puncak-jayawijaya.html 
 http://www.describeindonesia.com/papua/papua/item/826-travel-to-indonesia-pegunungan-jaya-wijaya-papua.html
 

 

Jumat, 18 April 2014

Manusia dan Cinta Kasih


A.    PENGERTIAN CINTA KASIH



Cinta kasih merupakan suatu hal yang ada dalam diri manusia itu sendiri.  Bagi kehidupan, cinta memang mempunyai peran penting karena tanpa cinta manusia tidak bisa hidup . hidup disini dalam arti, bercahaya dan bergembira menjalani hidup. Dengan cinta manusia akan lebih bersemangat melakukan hal yang positif. Cinta itu merupakan kekuatan sedangkan kasih adalah suatu hal yang dirasakan sangat lembut. Cinta juga merupakan pengikat kokoh antar manusia dengan Tuhannya sehingga manusia menyembah Tuhan denagn ikhlas,mengikuti perintah-Nya, dan berpegang teguh pada syariat-Nya.
Menurut Dr. Sarlito W. Sarwono bahwa cinta memiliki 3 unsur yaitu Keterkaitan, Keintiman, kemesraan. Yang dimaksud dengan keterkaitan adalah perasaan cinta dan sayang hanya untuk dia seorang, segala prioritas hanya untuk dia, dan pergi hanya ingin bersama dia. Unsur kedua Keintiman, yaitu merupakan kebiasaan maupun tingkah laku yang memperlihatkan bahwa mereka tidak dapat di pisahkan (selalu ingin berdua). Unsur yang ketiga, yaitu Kemesraan rasa ingin mengasihi antara satu dengan yang lain, maupun rasa ingin membelai atau dibelai,rasa kangen dan rindu yang cukup dalam karena sudah tidak lama bertemu. Sesungguhnya cinta itu merupakan ujian yang berat dan pahit dalam kehidupannya. Ketiga unsur tersebut memiliki keterikatan yang sangat kuat

B.   CINTA MENURUT AJARAN AGAMA
            Dalam sisi pandangan agama, cinta juga dianjurkan pada hal ini. Berbagai macam cinta dalam bentuk khaidah AL-Quran sebagai berikut :
a.    Cinta terhadap diri sendiri, merupakan untuk menjaga diri sendiri untuk lebih melakukan kebaikan pada dirinya. Menjaga diri sendiri ini akan lebih menguatkan diri dan menggali potensi yang ada pada dirinya. Namun, jangan terlalu melewat batas, karena kita akan lebih mengimbangi dan menutup diri.
b.   Cinta terhadap sesama manusia, selain cinta kepada diri sendiri cinta terhadap sesama manusia ini juga dianjurkan. Dengan cinta terhadap sesama, kita juga akan mendapat balasan yang setimpal. Ketika kita sedng kesusahan, Allah  akan mengirmkan bantuan dalam wujud apapun. Itulah bentuk kita mencintai sesama manusia.
c.    Cinta seksual, merupakan dorongan seksual. Lebih terpusat pada hubungan kelurga yaitu suami istri karena sudah dengan cara yang sah (perkawinan). Dengan pernikahan, kita dapat keturunan yang nantinya akan menjadi masyarakat dan bangsa yang mengenail suatu budaya serta ilmu pengetahuan.
d.   Cinta kebapakan, memiliki dorongan yang hampir sama seperti dorongan ibu.  Orang tua merupakan sumber kekuatan dan kebanggaan. Cinta kebapakan lebih kedalam bentuk nyata yaitu, perhatian, asuhan, nasihat, dan pengarahan terhadap anak-anaknya.
e.    Cinta kepada Allah, dalam hal ini membuat kita merindukan beliau keadaan apapun. Bukan hanya dalam panjatkan doa, shoat, pujian tetapi juga dalam tindakan dan tingkah laku demi mendapatkan ridha-Nya. Cinta ini juga memberikan dorongan yang baik.
f.    Cinta kepada rasul, mendapatkan peringkat kedua setelah Allah. Karena seorang rasul patut dicontoh dalam segi, tingkah laku, moral, aupun sifat luhurnya.

C.    KASIH SAYANG
Kasih sayang ini, perasaan sayang, perasaan suka terhadap seseorang. Dalam berumah tangga kasih sayang kunci kebahagiaan. Awalnya kasih sayang ini bermula dari rasa suka namun makin lama-kelamaan berubah menjadi cinta dan terwujud dalam kasih sayang. Kasih sayang bisa untuk siapa saja dan kita rasakan dari siapa saja. Segala sesuatunya berladaskan oleh cinta. Berikut puisi mengenai manusia dan cinta kasih :
KEABADIAN CINTA
Aku hanya punya satu hati dan ini hanyalah untukmu
Aku hanya punya satu cinta dan ini hanyalah untukmu
Aku hanya punya satu kehidupan dan inipun hanyalah untukmu
Waktu yang terus berputar takkan mampu menghapusnya hingga takdir sekalipun takkan bisa mengubahnya
Karena setiap asa yang kurasakan teah ku ukir diatas langit dan ku tanamkan didalam bumi
Agar kaupun tahu bahwa cinta ini abadi selamanya untukmu
Dalam puisi diatas menggambarkan bahwa seluruh cinta dan kehidupan ia berikan tulus kepada seseseorang meskipun selama apapun ia menantinya dan ia akan tetap memberikan semuanya demi rasa yang ia miliki. Kalimat dalam puisi tersebut ditegaskan bahwa ia benar-benar menyayangi orang itu tersebut dibuktikn dalam kalimat “Agar kaupun tahu bahwa cinta ini abadi selamanya untukmu.”  Inti dari puisi sudah tergambarkan jelas pada penjelasan diatas.

D.    KEMESRAAN
Kemesraan ini hal yang menunjukkan sikap akrab antara pria dan wanita yang sedang dimabuk asmara. Kemesraan juga terlihat jelas pada film omantis romeo and Juliet. Kasih sayang bisa ditunjukkan dalam sikap kemesraan kita terhadap pasangan, keluarga, dan teman. Dengan kemesraan manusia juga dapat meningkatkan daya kreatifitas dan menciptakan berbagai seni sesuai dengan kemampuan yang ia miliki.

E.   PEMUJAAN
Pemujaan merupakan manifestasi cinta manusia kepada Tuhannya dalam bentuk komunikasi ritual. Pemujaan adalah hal penting dalam kehidupan karena pemujaan dalam arti kepercayaan ini merupakan cerminan diri kita dalam memilih kepercayaan. Dalam kehidupan manusia terdapat berbagai cara pemujaan sesuai dengan agama, kepercayaan, kondisi, dan situasi. Sholat di rumah, di Mesjid, sembahyang di pura, bahkan di tempat-tempat yang di anggap keramat merupakan perwujudan dari pemujaan kepada Tuhan.

F.    BELAS KASIHAN
Menurut surat yang tertulis oleh Yohanes dijelskan ada 3 macam cinta. Cinta manusia kepada tuhan, cinta kepada orang tua dan saudara, dan cinta kepada lawan jenis. Berbagai jenis bisa kita tuangkan untuk menumpahkan belas kasihan, terutama kepada yatim piatu, panti jompo, dan orang-orang yang membutuhkan pertolongan. Dengan kita membantu sesama kita juga akan mendapat ridha dari Allah. Perbuatan menaru belas kasihan adalah perbuatan yang berakhlak karena merupakan perbuatan yang berbudi.

G.  CINTA KASIH EROTIS
Cinta kasih erotis ini bersifat eksklusif bukan universal. Cinta ini mengasihi orang yang sama-sama sebanding. Bisa cinta terhadap saudara, keluarga seperi orang tua. Pada hakekatnya merupakan cinta yang suatu perbuatannya kemauan atau bisa dibilang murni dari dalam diri sendiri. Cinta kasih erotis biasanya memiliki satu pendirian, jika ia benar-benar menyayangi orang tersebut maka ia akan menerimanya dengan ketulusan hati.

Sumber :
Buku Ilmu Budaya Dasar Universitas Gunadarma bab 4 Manusia dan Cinta Kasih terbitan Widyo Nugroho dan Achmad Muchji tahun 1994.



Rabu, 26 Maret 2014

MAKNA SEBUAH PUISI (MAJU - Chairil Anwar)


MAJU

Karya: Chairil Anwar

Ini barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu.

Sekali berarti
Sudah itu mati.

MAJU

Bagimu Negeri
Menyediakan api.

Punah di atas menghamba
Binasa di atas ditindas
Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai

Maju
Serbu
Serang
Terjang


 Pada kesempatan ini saya akan menafsirkan makna yang terkandung dalam puisi ini, dengan pendapat sediri.

Bagi saya dalam puisi ini menegaskan SEMANGAT yang besar (maju) dari judulnya. Hidup ini hanya sekali, buatlah yang berarti (sekali berarti). Semua orang akan mati, jika diliat dari (sudah itu mati).


Sekali berarti
Sudah itu mati.


 Cinta tanah air, memperjuangkan kemerdekaan (Bagimu negri) , semangat yang tak pernah putus (Meyediakan api).


Bagimu Negeri
Menyediakan api.


 Baris tersebut memberikan makna dan arti yang mendalam jika kita memaknai dan merasakanya, dan dapat kita pahami.


Demikian, saya telah mengumukaan pendapat saya mengenai arti puisi berjudul "maju" karya Chairil Anwar.

Rabu, 19 Maret 2014

Melihat kampung suku KAJANG AMMA TOA,SULAWESI SELATAN






A.  Sejarah
Masyarakat adat Kajang AmmaToa merupakan salah satu suku tertua yang sangat terkenal di Sulawesi selatan. Budaya dan kehidupan sosial masyarakatnya yang unik menjadi daya tarik bagi para wisatawan mancanegara yang membanjiri daerah ini setiap tahunya. Kajang terbagi menjadi dua wilayah, kajang dalam dan kajang luar. Wilayah kajang luar merupakan wilayah yang menerima modernisasi, sedangkan wilayah kajang dalam merupakan wilayah adat yang mempertahankan tradisi dan menolak modernisasi.
Gaya hidup yang bersandar pada petuah dan ajaran-ajaran leluhur sebagai pandangan hidup masih dipegang teguh sampai sekarang . Berpakaian hitam-hitam dilengkapi penutup kepala yang juga berwarna hitam atau biasa disebut pasappu dalam bahasa setempat, dan sarung berwarna hitam atau disebut Tope lelleng Komunitas adat yang bisa di jumpai di kabupaten Bulukumba sekitar 190 km dari Makassar ibu kota Sulawesi Selatan ini di pimpin oleh seorang tetua terpilih dengan sebutan AmmaToa yang dibantu oleh 26 pemangku adat atau disebut Galla (mentri) yang memiliki tugas masing-masing.
Saat ini Kajang di pimpin oleh AmmaToa yang ke 22 yang bertanggung jawab penuh menjaga adat dan tradisi bisa berjalan selaras dengan alam. Selain itu AmmaToa juga bertindak sebagai pemimpin spiritualis tertinggi. Kami pun sempat berbincang dengan pemimpin yang murah senyum dan berwibawah ini, beliau menjelaskan tentang bagaimana menyelesaikan perselisihan dan semua hal aspek kehidupan melalui musyawarah di rumah besar. Tentu saja menggunakan bahasa Konjo melalui perantara Galla (Mentri) yang memang bertugas menyambut dan menemani tamu.

B.  Pakaian Adat
Pakaian serba hitam menjadi ciri khas suku ini, bahkan mitos yang berkembang di masyarakat sering mengidentikkan suku kajang dengan kekuatan ilmu supranaturalnya.

C.  Kekayaan Alam
Suku Kajang memiliki nilai kearifan budaya yang diaplikasikan dalam pengelolaan kawasan hutan. Suku kajang membagi ke dalam tiga (3) bagian untuk pengelolaan dan pemanfaatan hutan. Pembagian kawasan ini dikenal dengan sebutan Borong Karamaka (hutan keramat) yaitu kawasan hutan yang terlarang untuk semua jenis kegiatan, terkecuali kegiatan atau acara-acara ritual.
Borong Batasayya (Hutan Perbatasan) merupakan hutan yang diperbolehkan diambil kayunya sepanjang persediaan kayu masih ada dan dengan seizin dari Ammatoa selaku pemimpin adat. Borong Luara (Hutan Rakyat) merupakan hutan yang bisa dikelola oleh masyarakat. Apabila mengacu pada peraturan kementerian pertanian mengenai klasifikasi pemanfaatan hutan, akan ditemukan konsep yang sama dengan kearifan lingkungan yang telah dijalankan suku Kajang selama bertahun-tahun.


D.    Nilai-Nilai Tradisi Pada Rumah Tinggal Masyarakat Ammatoa Kajang
Satu falsafah hidup yang sangat sederhana namun memiliki nilai pemeliharaan lingkungan adalah pemilihan tipe bangunan. Masyarakat Suku Kajang memilih tinggal dalam rumah panggung dibanding harus membangun rumah dari batu bata.
Menurut masyarakat suku Kajang, walaupun penghuni rumah yang tinggal di rumah (terbuat dari batu bata) masih hidup, mereka menganggap penghuni rumah tersebut sudah meninggal karena sudah dikelilingi tanah. Membangun rumah dari batu bata dianggap sebuah pantangan karena untuk membangunnya harus menggunakan kayu bakar.
Batu bata yang digunakan bahan bakunya adalah tanah setelah itu dicetak kemudian dibakar. Tahapan menghasilkan batu bata inilah yang dianggap merusak hutan. Padahal mereka sangat ketat melindungi hutan adatnya, sehingga bangunan dari batu bata menjadi pantangan bagi mereka. Jika ditinjau dari dari aspek lingkungan, kita akan temui kebenaran (rasionalitas) kepercayaan masyarakat suku Kajang dalam melestarikan hutan adat.
1. Membangun rumah dari batu bata membutuhkan tanah liat, untuk menyediakan bahan baku tanah diperoleh dengan melakukan pengerukan tanah.
2. Pembakaran batu bata membutuhkan banyak kayu bakar, yang bersumber dari hutan.
3. Menghasilkan polusi udara, akibat pembakaran batu bata
4. Limbah bangunan batu bata tidak banyak yang bisa digunakan, berbeda dengan kayu yang masih bisa didaur ulang.
Dlihat dari struktur dan konstruksi rumah tradisional Ammatoa Kajang dibedakan atas Bola Hanggang dan Bola Paleha. Bola Hanggang adalah rumah yang tiangnya ditanam kedalam tanah 100 cm dan tidak mempunyai pattoddo (balok yang menghubungkan tiang-tiang pada arah lebar bangunan bagian bawah lantai). Sementara balok yang menghubungkan deretan tiang pada arah lebar yang terletak pada bagian atas di bawah lantai para (padongko), disalah satu sisinya tidak boleh melewati tiang (rata dengan tiang tempatnya bertumpu) yakni pada sisi kanan rumah, sisi dimana terletak dapur. Sedangkan Bola Paleha adalah merupakan rumah yang tiangnya tidak ditanam tetapi berdiri diatas umpak (Kajang: Pallangga Bola) dan deretan tiang dihubungkan oleh patoddo sebagaimana konstruksi rumah tradisional Bugis-Makassar. 
Letak rumah tradisional di luar kawasan adat sekalipun masih dipengaruhi sistim kekerabatan dimana anggota keluarga yang sudah berkeluarga dan merasa mampu untuk  mandiri cenderung menetap disekitar rumah keluarga inti, aturan-aturan yang mengikat mengenai tata letak seperti mempertimbangkan hubungan kekerabatan antara orang tua dan anak atau antara saudara (kakak dan adik)/antara yang muda dan tua tidak lagi menjadi hal yang harus dipertimbangkan. Hal ini diakibatkan karena kondisi alam/lingkungan mereka tinggal dan tergantung dari letak/tersedianya lahan kosong yang mereka miliki.

E.   Sejarah dan Prasejarah
Masyarakat suku Kajang juga memiliki ajaran Pasang, ajaran ini merupakan ajaran tata aturan yang mengatur jaringan dan hubungan Suku Kajang yang muncul sebagai implementasi dari doktrin-doktrin dan ajaran yang dikandungnya. Salah satu ajaran Pasang yang memberi pesan bahwa sejarah masa lalu tidak jauh berbeda dengan sejarah sekarang dapat dilihat sebagai berikut : Cobami ringkuanaki hojainjo ripangkuaya sajarana ri olo kipasittei konjo, kituju konjo, kipasittappai konjo nipahangiya, ri bicara rioloa, anre kulle nasisalantu. Punna sisala, rie’ runnambaintu mange, niyaka nangurangi. Kanre anre nakulle ni tambai pasangnga, nasaba’ iya nakua bicarayya Lontara ri Gowa, Pasang ri Kajang, Kitta ri Luhu. Mingka punna rie’ tunnambai rie’to’ tau doraka. Iyaka narie’ tau ngurangi ampasisala konjo ri pangkuayanjo tallua passala ri kuayya Lontara ri Gowa, Pasang ri Kajang, Kitta’ ri Luhu appasiainjo sinna, arennaji batuanna hata’bage, naiyya pada tujuanna, se’re tujuan.
Yang memiliki arti sebagai berikut : “Cobalah anda mencari tentang apa yang dikatakan dalam sejarah masa lampau. Anda cocokkan dan selidiki tentang apa yang dikatakan dalam sejarah masa lampau tersebut, dengan keadaan sekarang. Apa yang dikatakan sejarah masa lampau dengan keadaan masa kini, tidak berbeda. Kalau ada perbedaan, pasti ada yang menambahinya. Orang yang menambah atau mengurangi dari informasi masa lampau itulah orang yang durhaka. Dalam hal yang berkaitan dengan Pasang ri Kajang ditetapkan bahwa tidak dapat ditambah sebagaimana yang tertulis pada Lontara di Gowa, Pasang ri Kajang, dan kitab di Luwu. Tetapi jika ada yang menambah, itulah orang durhaka, sebab ia telah membedakan yang telah dikatakan dalam Lontara di Gowa, Kitab di Luwu dan Pasang ri Kajang. Yang membedakan antara ketiganya hanyalah namanya, sementara tujuannya hanya satu.”

F.   Agama dan Kepercayaan
Menurut data statistik di Kantor kecamatan Kajang, masyarakat Ammatoa seluruhnya beragama Islam. Meskipun Islam diakui masyarakat Ammatoa sebagai agama satu-satunya dalam kawasan adat, akan tetapi dalam kehidupan bergama mereka masih mencampurbaurkan dengan ajaran-ajaran leluhur (kepercayaan) yang masih mereka pegang teguh.
Patuntung adalah nama kepercayaan yang dianut oleh Komunitas Ammatoa Kajang. Kata Patuntung dialek Konjo, berasal dari kata “Tuntung” yang mendapat awalan Pa sama dengan awalan “Pe” dalam bahasa Indonesia yang berarti “Penuntut” atau “Pelajar”. Jadi Patuntung maksudnya seorang yang sedang mempelajari “Panggisengang” (ilmu pengetahuan) yang bersumber dari “Pasang ri Kajang” yang mengandung pesan-pesan, petuah-petuah, pedoman atau petunjuk yang ditaati, dan dituruti serta diamalkan demi kebahagian akhirat. Amma-Toa adalah pemimpin dari kepercayaan patuntung di Kajang, (“Amma” berarti bapak, dan “Toa berarti  yang dituakan). Kepadanya diadukan suka duka, didengar dan dipatuhi karena mempunyai kelebihan-kelebihan dibanding manusia biasa, tetapi walaupun demikian Amma-Toa tidak dipandang sebagai dewa yang harus dipuji dan disembah, karena pada hakekatnya Komunitas Ammatoa Kajang percaya pada Sang Pencipta yang meraka sebut Turie A’ra’na disingkat “TRA”.
Padanya manusia memohon dan a’pisona (pasrah/tawakkal) Turie A‟ra‟na yang menentukan. Bentuk isyarat/lambang tuntutan Tuhan ada di dalam “pasang”. Kepercayaan ini pada intinya bertolak dari keyakinan tentang keberadaan manusia dibumi/kajang yang hanya semata-mata untuk mempersiapkan diri menuju kebahagian akhirat, tempat para leluhur mendapat kemuliaannya, dan menanti turunan mereka yang “shaleh” (Hermina, 1985). Sehingga berdasarkan hal tersebut kepentingan- kepentingan keduniaan menjadi sesuatu yang tidak penting atau menentukan.

G.  Sistem Kekerabatan
Pada Komunitas Ammatoa Kajang (KAK) hubungan kekerabatan ini tampak jelas pada pengaturan ruang dan tatanan massa rumah mereka (Wiwik, 2000). Untuk keseluruhan tatanan massa pada permukiman Komunitas Ammatoa (Kajang Dalam), pada dasarnya bermakna: „yang muda berkewajiban melindungi yang tua‟. Dalam hal ini yang dimaksud dengan yang muda bisa saja anak/menantu, keponakan, ataupun adik. Bila dalam silsilah mempunyai kedudukan yang sama, maka yang diambil sebagai patokan adalah usia, yang muda berdasarkan usia adalah yang telah dewasa dan berumah tangga. Selama ia belum berumah tangga, maka keselamatannya masih dalam tanggungjawab orangtuanya.

H.  Pelapisan Sosial
Bagi Komunitas Ammatoa Kajang (KAK), sekalipun dikenal adanya pelapisan sosial, tetapi dalam kehidupan sehari-hari, secara fisik tidak terlihat adanya tanda-tanda pelapisan sosial misalnya dalam hal desain dan dimensi rumah, semua relatif seragam.  Hal ini sangat berbeda dengan sistem kerajaan yang selalu memberi fasilitas “lebih” kepada kelompok masyarakat yang berada pada lapisan atas. Sebagaimana contoh terlihat pada masyarakat bugis, keluarga raja/bangsawan rumahnya minimal bertiang 21 buah sedangkan pada lapisan masyarakat umum maksimal setiap rumah hanya diizinkan bertiang 16 buah (Izarwisman, 1985).
Sistem pelapisan sosial bagi KAK sangat ditentukan oleh tingkat “kesholehan” yang bersangkutan yang telah menguasai penuntun (Kajang: Patuntung) yakni berupa pesan-pesan leluhur (Kajang: Pasang ri Kajang) yang berintikan pada prinsip “Kamase- masea” (kebarsahajaan), baik dalam pemahaman substansi maupun dalam wujud kehidupan sehari-hari, termasuk dalam pembentukan rumah, sehingga rumah bagi mereka adalah yang sederhana saja, (Kajang: Balla situju-tuju) dan dalam bentuk yang seragam, guna menghindari adanya perasaan lebih atau kurang diantara warga Komunitas Ammatoa Kajang. Bagi Komunitas Ammatoa Kajang rumah bukanlah merupakan “kebutuhan” karena yang menjadi kebutuhan mereka justru bagaimana menjalankan hidup sebaik-baiknya sehingga selamat di akhirat, (Usop dalam Aminah: 1978). Hal ini nampak berbeda dengan teori Moslow yang menempatkan rumah sebagai kebutuhan yang paling mendasar. Lebih lanjut Usop (1978) mengemukakan bahwa merubah rumah adalah sesuatu yang dipantangkan (Kajang: Kasipali) sebagaimana halnya menebang pohon, berpakaian warna-warni dan lain-lain.

I.      Interaksi sosial
Menurut Soekanto (1990) interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis menyangkut hubungan antara orang perorang, antara kelompok-kelompok manusia, dan antara orang perorangan dengan kelompok manusia
Hubungan antara individu komunitas ammatoa dengan individu komunitas ammatoa lainnya di dalam kawasan adat sangat baik, baik secara kuantitas maupun secara kualitas. 
Hubungan kekeluargaan diantara sesama warga masih sangat kuat utamanya yang berada di dalam kawasan adat ammatoa, sehingga antara satu dengan lainnya saling kenal dalam satu kawasan adat. Masyarakat masih mengetahui nama depan dan nama panggilan masing-masing, pekerjaan masing-masing, dan jumlah keluarga (anak dan pengikut). Dengan keadaan ini maka interaksi sosial sangat sering dan berlanjut antara individu satu dengan lainnya serta keluarga satu dengan lainnya. Kolong rumah berperan besar dalam menjalin hubungan sosial antara tetangga (keluarga majemuk) dan sesama keluarga inti.

J.    Gaya Hidup
Gaya hidup dapat didefenisikan sebagai cara hidup yang diikuti oleh kelompok tertentu, melibatkan peran sosial mereka dan karakterisitik yang tercermin dalam tingkah laku yang terkait dengan perannya di tempat tersebut
Gaya hidup komunitas ammatoa adalah sederhana (kamase-masea) sebagaimana aturan-aturan yang terdapat dalam Pasang ri Kajang, yang menjadi persepsi, kognisi dan attiitudes mereka. Sehingga tingkah laku mereka pada akhirnya adalah tingkah yang sesuai dengan ajaran Pasang ri Kajang, yang mendasari gaya hidup komunitas ammatoa Kajang.
Mereka menganggap tidak perlu hidup berlebihan karena hidup berlebihan akan menimbulkan konflik-konflik diantara masyarakat yang pada akhirnya menghasilkan ketidakharmonisan dalam masyarakat tersebut. Gaya hidup sederhana ini tercermin mulai dari cara berpakaian, cara berkomunikasi, cara menyambut tamu dan sampai pada bentuk dan tatanan ruang/hunian mereka.           

K.  Kesimpulan
Setiap suku pasti memiliki cirri khasnya masing-masing. Suku kajang merupakan suku yang paing tertua di Sulawesi Selatan, Suku kajang ini terkenal sangat ramah dan rasa sosialisasinya tinggi selain itu suku ini masih menolak modernisasi. Namun, dari segi bangunan rumah juga dapat dilihat bahwa suku ini memang masih kental dengan adat istiadat mereka. Dalam suku ini terbagi menjadi 2 kebudayaan yaitu, budaya kajang luar dan budaya kajang dalam. Jika salah satu melanggar budaya ersebut makan akan keluar sanksi peraturan.

Sumber :
 nationalgeographic.co.id › ... › SULAWESI
 www.indosiar.com/ragam/kajang--potret-suku-terasing_39110.html
http://repository.ung.ac.id/.../menguak-nilai-nilai-tradisi-pada-rumah-tinggal-kajang