Senin, 18 November 2013

Disiplin Rendah, 10 Tahun Busway Tidak Steril




Jakarta: Selama 10 tahun jalur bus TransJakarta (busway) tidak pernah steril. Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), menilai hal tersebut disebabkan oleh rendahnya disiplin masyarakat. Oleh karena itu, dia meminta warga Jakarta untuk memahami tujuan sterilisasi busway yang sedang gencar dilakukan Pemprov DKI bersama Polda Metro Jaya.

"Ini kan pengalaman hampir sepuluh tahun jalur busway nggak pernah disterilkan. Karena itu kita lakukan pada periode sekarang. Selama satu bulan hingga dua bulan dilakukan sebelum bus barunya mulai berdatangan. Ini menunjukkan bahwa kita serius," kata Ahok, di Balai Kota DKI, Senin (18/11).

Mantan Bupati Belitung Timur ini mengatakan semua bus reguler bakal bisa masuk ke jalur busway. Termasuk, bus pariwisata yang akan datang ke Jakarta. Namun, ini terjadi ketika semua angkutan umum telah dialihkan ke bus sedang.

Sementara untuk pelaksanaan sterilisasi busway, Ahok sepakat dengan polisi, foto bisa dijadikan barang bukti untuk tilang. "Dan tilangnya langsung dapat slip biru bukan yang merah. Jadi yang ditilang tidak perlu ke kantor polisi, cukup ke bank BRI terus menyetor denda sebesar Rp500 ribu. Anda melanggar dua kali, ya besarnya jadi Rp1 juta loh. Hitungannya Anda kena dua kali. Jadi caranya seperti itu," tutur Ahok.

Bila ditangkap masuk jalur busway tidak memiliki SIM, maka si pengemudi akan dikenakan denda sebesar Rp1,5 juta. Karena, sanksi pengemudi kendaraan tidak memiliki SIM dikenakan denda nikainya Rp1 juta dan masuk jalur busway dendanya kena Rp500 ribu, ungkap Ahok.

"Kalau belum kapok juga, ya nggak taulah saya harus bagaimana lagi," tukasnya. (Selamat Saragih)

Sumber: metrotvnews.com


Opini: dari sini kita bisa mememuali sikap disiplin dari hal yang terkecil,biasakan sikap disiplin sejak dini, berikan sikap tegas terhadap pelanggar disiplin.

Selasa, 05 November 2013

Ritual Sekte Seks Bebas di Bandung, 1 Perempuan Layani 9 Pria

rumah dengan ornamen gurita hitam melilit yang diduga jadi tempat ritual sekte seks bebas di Bandung.



Sekte seks bebas membuat gempar kota Bandung, Jawa Barat. Salah seorang pengikut sekte sesat itu diperiksa Polrestabes Bandung, Kamis 30 Mei 2013. Ia mengaku telah bergabung dengan sekte seks bebas selama sembilan tahun. Tak hanya dia, tapi juga ibunya.


Pria yang identitasnya masih disembunyikan kepolisian itu lantas membeberkan beberapa ritual yang dilakukan oleh anggota sekte itu. “Ritualnya misalnya satu perempuan melayani sembilan lelaki. Jadi mama saya ada di satu ruangan, lantas lelakinya antre satu-satu masuk ke dalam ruangan,” kata dia.

Menurutnya, siapa yang bisa menghamili ibunya dan anggota perempuan lainnya di sekte itu, maka sang pria akan mendapatkan piagam ritual. Para jemaat juga, kata dia, memiliki cincin pentagram dalam ritual seks bebas itu. Dengarkan pengakuan si jemaah di tautan video ini.

Jemaah itu mengatakan, ritual seks bebas yang dilakukan anggota sekte itu dilakukan berpindah-pindah, mulai dari hotel sampai menyewa tempat khusus. Selain melakukan ritual seks bebas di mana satu wanita melayani beberapa lelaki secara bergantian, menurutnya ada juga ritual menindih binatang.

Ritual biasanya dilakukan pada harilibur Sabtu dan Minggu. Minggu bulan ini misalnya ritual dilakukan di Sumedang, bukan di Bandung. “Anggotanya banyak orang Pemda Bandung. Saya tahu semua. Misalnya atasan mama saya di kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Bandung,” ujarnya.

Sekte seks bebas ini menyeruak sejak surat perintah ritual seks bebas di kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Bandung bocor ke publik. Polrestabes Bandung masih terus menyelidiki kasus ini. “Kami harus hati-hati dalam menangani kasus ini. Jangan sampai membuat suasana tidak kondusif lantaran beredarnya isu sekte ini,” kata Kapolres Bandung, Komisaris Besar Pol Abdul Rakhman Baso. (adi)


Sumber:
http://m.news.viva.co.id/news/read/417248-video--ritual-sekte-seks-bebas-di-bandung--1-perempuan-layani-9-pria


opini: sekarang marak dengan aliran sesat,kita sebagai masyarakat yang harus pandai dengan keadaan sekitar,bila ada tetangga kita mengajak sesuatu yang jangal atau tidak biasa, kita sebaiknya jangan mudah terpengaruh,

Senin, 21 Oktober 2013

Kisah tragis kemiskinan di Indonesia



Kemiskinan menjadi potret buram di Indonesia. Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk miskin di Indonesia bulan September 2012 mencapai 29,13 juta orang.

Kemiskinan diperparah dengan maraknya korupsi di kalangan pejabat negara. Uang yang harusnya mampu menjamin kehidupan warga miskin ditilep pejabat yang haus harta untuk memperkaya diri. Gilanya, uang tersebut juga dipakai untuk main perempuan dan kawin lagi.

Warga yang terhimpit masalah ekonomi mencari cara untuk tetap hidup, namun banyak yang tak mampu bertahan.

Berikut ini segelintir kisah tragis kemiskinan yang ada di Indonesia.


1. Ibu bunuh anak gara-gara tak punya uang

Tekanan ekonomi membuat Herawati (42) mengambil jalan pintas untuk mengakhiri hidupnya. Tak cuma itu, putra bungsunya Andika (4), dari empat bersaudara turut menjadi korban.

Herawati Warga Kampung Cigebar, Desa Bojongasih, Kecamatan Bojongsoang Kabupaten Bandung, ditemukan tewas di sebuah anak sungai Citarum, Desa Cijagra, Kecamatan Bojongsoang, Jumat (2/3) siang. Tak jauh dari Herwati, ditemukan juga anak bungsunya oleh warga sekitar.

Kapolsek Bojongsoang, AKP Sutarman, mengatakan Herawati mengambil keputusan untuk mengakhiri hidup karena himpitan ekonomi. Dugaan selama ini kata dia, Herwati menenggelamkan anaknya, dan disusul tindakan nekat Herawati dengan memutuskan urat nadi tangan kirinya hingga tewas.

"Saat ini kami masih melakukan penyelidikan, seperti mencari alat-alat yang digunakan untuk mengakhiri hidup Herawati," terang Sutarman, saat dihubungi merdeka.com, Sabtu (3/3).

Menurutnya dugaan bunuh diri sangatlah kuat, ketika di bawah bantal kamarnya terdapat surat wasiat, dimana isinya bahwa himpitan ekonomi dan utang yang melilit menjadi salah satu alasan. Dia pun meminta maaf kepada tiga putri lainnya Fitri, Ita, dan Anti karena telah meninggalkannya. Sutarman menambahkan dugaan Herawati membawa Andika menjadi korban karena Andika yang suka merengek minta jajan. "Makannya dia membawa anak bungsunya," tambahnya.


2. Tukang becak mati kelelahan

Seorang kakek tua, Uum (70) mengembuskan napas terakhir
usai mengayuh becak tuanya, di Jalan Soekarno Hatta atau tepatnya di dekat klinik khitan Paramedika, Bandung. Uum tak sadarkan diri tak jauh dari becak yang selalu menemani kesehariannya mencari nafkah.

Peristiwa itu terjadi, Selasa (25/6) pukul 09.00 WIB. Uum saat itu memang tampak lelah untuk kemudian menghentikan laju roda tiganya dan menepi di salah satu warung. Di situ kakek yang beralamatkan di Kampung Tengah RT 02 RW 09, Kelurahan Warung Muncang, Kecamatan Bandung Kulon, Kota Bandung memang tampak ngos-ngosan.

"Uum duduk lalu minta air minum dan sempat diam diri," kata Kapolsek Babakan Ciparay, Kompol Harli Hardiaman, kepada merdeka.com, Selasa (25/6).

Namun tak lama kemudian korban ambruk tak sadarkan diri. Pemilik warung kemudian mendekati korban. Uum pun tewas seketika. Menurut keterangan saksi kata Harli, bahwa Uum semalam penuh memang mengayuh becak tuanya. "Karena kelelahan, dan kayaknya memang angin duduk juga Uum kemudian meninggal," terangnya.


3. Gaji guru tak cukup, istri dibunuh suami

Muhamad Muslih Sutisna (51), pelaku pembunuhan istrinya sehari-hari ternyata bekerja serabutan. Polisi menduga motif pembunuhan karena himpitan masalah ekonomi.

"Kami sudah periksa secara intensif kepada suami korban, Muslih mengakui bahwa ia nekat membunuh istrinya tersebut karena masalah himpitan ekonomi," kata Kanit Reskrim Kelapa Gading AKP Tasman kepada wartawan, Jakarta, Rabu (15/5).

Tasman menambahkan sebagai keluarga yang sudah mempunyai dua orang anak, penghasilan korban sebagai guru tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari. "Penghasilan tidak mencukupi kebutuhan keluarganya, mereka sudah punya dua anak, karena itu mereka sering cekcok, dan suaminya memutuskan untuk membunuhnya,"

Pelaku sendiri diketahui sudah berniat menghabisi nyawa istrinya sendiri. Hal tersebut terlihat dari barang bukti yang disita pihak kepolisian. "Kami telah menyita barang bukti dari pelaku berupa tali tambang plastik warna hijau dan sebuah pisau dapur, barang-barang sudah dibawa sebelum cek-in," imbuhnya.

"Korban tewas setelah dijerat menggunakan syal milik korban sendiri oleh pelaku, jadi dua barang bukti itu memang belum digunakan," beber Tasman.


4. Orang tua miskin, gizi bayi buruk

Sebanyak empat orang bayi yang mengalami gizi buruk kini tengah terbaring di Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng, Jakarta Barat. Bayi dengan gizi buruk ini didominasi laki-laki dan sebagian besar menderita gizi buruk sejak lahir.

Keempat bayi tersebut adalah Alysa Noer Shalfah (4 bulan), warga Rawa Buaya, Cengkareng, dan Fatur Rohman (1), warga Kalideres, Jakarta Barat yang dirawat di kamar 502. Sementara itu, dua bayi lainnya, Doni (8 bulan), warga Kalideres dan Yoga Saputra (7 bulan), warga Cengkareng, Jakarta Barat dirawat di kamar 522.Salah satu orang tua bayi tersebut, Prihati (48), ibunda yaitu Yoga Saputra mengaku anak keduanya tersebut setiap makan selalu muntah.

Keadaan Yoga semakin parah lantaran anak keduanya tersebut diberi makanan yang tidak bergizi oleh orang tuanya."Yoga saya kasih makan seadanya, apalagi sekarang suami saya terkena stroke," ujar Prihatini di RSUD Cengkareng, Jakarta, Kamis (21/2).

Prihatini menambahkan, Yoga yang lahir dengan berat badan 2,2 kg juga mengalami susah makan, buang air yang intens dan batuk yang tidak kunjung berhenti. "Awalnya anak saya, saya bawa ke Puskesmas Kelurahan Kapuk. Di puskesmas, anak saya dirujuk ke RSUD Cengkareng karena anak saya menderita gizi buruk.

Di sini saya tidak dipungut biaya sepeser pun." jelasnya.Sementara itu, Kepala Instalasi Rawat Inap RSUD Cengkareng, Budiman, mengatakan keempat bayi yang mengidap gizi buruk tersebut disebabkan kurang mendapatkan asupan makanan bergizi karena kondisi ekonomi orang tuanya. "Para balita yang mengidap penyakit gizi buruk ini karena mereka tidak mendapatkan asupan makanan gizi yang cukup karena faktor ekonomi keluarga," ujar Budiman.


5. Tukang ojek gantung diri

Seorang tukang ojek bernama Heru Irawan (37), mengakhiri hidupnya dengan menggantung diri di kamar mandi rumahnya, di Kompleks Depag, Kedaung Kaliangke, Cengkareng, Jakarta Barat, Jumat (8/6) malam.

"Hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) sementara, korban bunuh diri akibat himpitan ekonomi," ujar Kanit Reskrim Polsek Cengkareng, AKP Alexander kepada merdeka.com di Jakarta, Sabtu (9/6).

Menurut Alexander, korban menggantung dirinya menggunakan tali berwarna kuning. Tidak ditemukan tanda penganiayaan pada tubuh korban. "Pihak keluarga korban keberatan untuk di otopsi (visum), pihak keluarga membuat surat keterangan diketahui RT dan RW," katanya.


6. Ayah jual anak kandung

Seorang Ayah tega menjual anak gadisnya yang masih berusia 12 kepada temanya untuk dijadikan pekerja seks komersil. EH inisial bocah itu bekerja di Kampung Menceng, Cengkareng, Jakarta Barat, sejak Agustus lalu. Ayah bejat berinisial F itu sehari-harinya bekerja sebagai tukang ojek. Himpitan ekonomi menjadi alasan menjual anaknya kepada rekannya sesama tukang ojek dengan tarif Rp 300-400 ribu per-malam.

"Jadi, kalau dari pengakuan EH, dia ini harus melayani laki-laki hidung belang dalam sebulan bisa 4-6 orang. Duitnya yah buat bapaknya itu," kata Ketua Komnas Perlindungan Anak (Komnas PA) Arist Merdeka Sirait, Rabu (14/11).

Arist mengatakan, perbuatan bejat F ini berawal saat ia kehilangan istrinya pada tahun 2007 lalu. F yang tadinya tinggal di Solo, memilih hijrah ke Jakarta pada awal 2012 untuk mengadu nasib.

"Karena di Solo hidupnya pas-pasan, F akhirnya membawa anaknya ini ke Jakarta pada awal 2012, dan menjadi tukang ojek. Nah di bulan Agustus ekonominya semakin sulit mungkin karena enggak ada cara lain akhirnya ia menjual anaknya itu," kata Arist.

sumber: http://m.merdeka.com/peristiwa/kisah-tragis-kemiskinan-di-indonesia/ayah-jual-anak-kandung.html

Opini:
Masalah dasar pengentasan kemiskinan bermula dari sikap pemaknaan kita terhadap kemiskinan. Kemiskinan adalah suatu hal yang alami dalam kehidupan. Dalam artian bahwa semakin meningkatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi maka kebutuhan pun akan semakin banyak.

Pengentasan masalah kemiskinan ini bukan hanya kewajiban dari pemerintah, melainkan masyarakat pun harus menyadari bahwa penyakit sosial ini adalah tugas dan tanggung jawab bersama pemerintah dan masyarakat. Ketika terjalin kerja sama yang romantis baik dari pemerintah, non pemerintah dan semua lini masyarakat. Dengan digalakkannya hal ini, tidak perlu sampai 2030 kemiskinan akan mencapai hasil yang seminimal mungkin.


Dalam menghadapi kemiskinan di zaman global diperlukan usaha-usaha yang lebih kreatif, inovatif, dan eksploratif. Selain itu, globalisasi membuka peluang untuk meningkatkan partisipasi masyarakat Indonesia yang unggul untuk lebih eksploratif. Di dalam menghadapi zaman globalisasi ke depan mau tidak mau dengan meningkatkan kualitas SDM dalam pengetahuan, wawasan, skill, mentalitas, dan moralitas yang standarnya adalah standar global.




Senin, 14 Oktober 2013

22 persen pengguna narkoba adalah pelajar


           Sindonews.com - Sebanyak 22 persen pengguna narkoba di Indonesia berasal dari kalangan pelajar. Jumlah tersebut menempati urutan kedua terbanyak setelah pekerja yang menggunakan narkoba.

Hal tersebut diungkapkan Deputi Pencegahan Badan Narkotika Nasional (BNN) Yeppi Manafe saat acara Diseminasi Informasi dalam rangka P4GN Bagi Kalangan Pelajar di Auditorium Radio Republik Indonesia (RRI) Kota Semarang.

Menurut dia, pelajar menempati urutan kedua pengguna terbesar narkoba setelah pekerja yang berjumlah 70 persen.

“22 persen pelajar serta sisanya dari kalangan lain. Namun setelah kami melakukan penelitian kembali, ternyata dari 70 persen pengguna di kalangan pekerja tersebut merupakan pemakai lanjutan, artinya sejak menjadi pelajar mereka sudah menggunakan narkoba,” kata dia kepada KORAN SINDO, disela acara, di Semarang, Rabu (21/8/2013).

Tingginya penggunaan narkoba di kalangan pelajar disebabkan faktor dari dalam dan dari luar. Biasanya, anak-anak remaja seringkali menggunakan narkoba sebagai bentuk pelarian dari berbagai masalah.

Selain itu, faktor dari luar juga sangat berpengaruh. Banyak anak-anak yang terjebak kedalam pergaulan bebas yang salah. Mereka menjadikan narkoba sebagai bagian dari salah satu lifestyle atau gaya hidup sehari-hari.

“Ini yang salah, harus segera disikapi secara bersama-sama. Memang kita tidak bisa menghapus narkoba secara total, yang bisa kita lakukan adalah mencegah pertumbuhannya, peran serta masyarakat untuk mencegah hal ini sangat diperlukan,” imbuhnya.

Yeppy juga berharap adanya kerjasama yang baik, antar pemerintah, Pemda dan masyarakat untuk mencegah penyalahgunaan narkoba. Pemda diharapkan ikut berpartisipasi aktif menyediakan fasilitas rehabilitasi untuk menampung para pecandu narkoba.

Selain itu, masyarakat juga diminta berperan aktif dalam upaya tersebut dengan menjadi agen informan yang baik. “Jangan takut melapor jika ada saudara, keluarga, atau bahkan pernah melihat adanya transaksi narkoba disekitar anda, kami tidak akan mengenakan hukuman atau sanksi apapun, jika ia pengguna, maka akan kami rehabilitasi secara gratis,” pungkasnya.

Sementara itu, kasus pengguna narkoba di Jawa Tengah juga cukup tinggi. Hingga tahun ini, sebanyak 493 ribu lebih masyarakat di Jateng yang positif menggunakan narkoba. “Kasus narkoba di Jateng memang memprihatinkan, tahun 2008 prevalansinya berjumlah 2,11 persen penggunanya, ini melebihi prevalensi nasional yang hanya 1,9 persen,” ujar Kepala BNNP Jateng, Kombes Pol Sutarmono.

Sumber:  http://nasional.sindonews.com/read/2013/08/21/15/773842/22-persen-pengguna-narkoba-adalah-pelajar


Opini: Orang tua harus waspada dan mengawasi anak-anaknya, karena sudah ribuan pelajar tercatat sebagai pengguna narkoba. Narkoba merupakan ancaman serius bagi generasi muda Indonesia. Jika tidak segera dicarikan solusinya, maka generasi mendatang tidak bisa menjadi harapan orang tua dan bangsa.

Saya berharap, instansi terkait dalam pemberantasan narkoba selalu berupaya secepat mungkin, untuk meminimalisir meluasnya peredaran narkoba di kalangan pelajar dan generasi muda. Sementar itu, pengedarnya harus dijerat dengan hukuman yang berat, agar membuat jera pelaku maupun orang lain untuk ikut mengedarkan barang haram tersebut.

Senin, 07 Oktober 2013

Kurang Armada dan Pegawai Penyebab Sampah Menumpuk

       BOGOR (Pos Kota) – Volume sampah di Kota Bogor meningkat setiap tahunnya. Terakhit pada 2012 lalu kemaikan volume sampah mencapai 2.604.4 meter kubik atau naik sebanyak 3,8. persen dari 2.437 meter kubik pada tahun 2011, tahun ini diperkirakan 2.7819 meter kubik.

      Kenaikan sampah ini tak dibarengi dengan penambahan armada dan petugas kebersihan. “Saat ini untuk membersihkan sampah terdapat 900 petugas kebersihan sedangkan jumlah armadanya hanya 97 unit. Sementara sampah setiap harinya bertambah dan jangkaun daerahnya luas. Bagaimana Kota Bogor mau bersih,” kata Kepala Bidang Kebersihan DKP Kota Bogor, Uju Juyono, Jumat.
Jumlah pekerja belum sebanding dengan wilayah Kota Bogor yang cukup luas. “Idealnya, masalah sampah itu diurusi oleh 1.500 pegawai,” katanya.

      Masalah sumber daya manusia dan moda transportasi yang terbatas serta sudah cukup tua menjadi kendala lain. “Jumlah armada saat ini jelas masih kurang untuk melayani enam kecamatan dan 67 kelurahan,” tambahnya.
      Dari 97 armada itu, 30 armada di antarnya sudah berusia tua antara 11 tahun-18 tahun. Idealnya, untuk melayani kebersihan dibutuhkan 150 truk sampah. “Tambahan lima truk pada 1 September mendatang bukannya mengurangi beban, melainkan hanya menggantikan truk yang sudah tua.

     Kota Bogor saat ini membuang ke TPA Galuga, di Desa Galuga, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor. Jarak tempuh ke TPA Galuga bisa mencapai sejam. “Jaraknya yang jauh itu memaksa truk sampah hanya mampu dua kali pulang pergi ke TPA Galuga dalam sehari,” katanya.

     Adanya keterbatasan inilah, permasalahan sampah di Kota Bogor tidak akan terselesaikan. Salah satu sosulusinya harus mempunyai TPA sendiri. “Kita sudah wacanakan pembangunan TPA Kayu Manis, Kecamatan Tanah Sareal, namun masih terkendala berbagai masalah,” tutupnya. (iwan)


sumber: http://www.poskotanews.com/2013/09/20/kurang-armada-dan-pegawai-penyebab-sampah-menumpuk/

opini: Pemerintah seharusnya siap tanggap dalam menangani sampah, memberikan peralatan serta petugas yang siap untuk membersikan sampah yang menumpuk. sampah termasuk pemandangan tidak sedap untuk kota. hal ini perlu ditangani dengan serius.

Minggu, 29 September 2013

Berbagai Perilaku Kenakalan Remaja yang Mengkhawatirkan



        Masa remaja merupakan periode transisi dari anak menuju dewasa. Pada usia ini kerap ditemukan perilaku berisiko yang bisa jadi mengarah ke tindakan kriminal.

Kenakalan remaja merupakan perilaku menyimpang yang dilakukan sesearang usia 14-19 tahun yang menimbulkan masalah atau keonaran dalam masyarakat.

Dikutip Wikipedia kenakalan remaja disebabkan oleh dua faktor yaitu subjektif (dari diri sendiri) dan objektif (dari lingkungan).

Menurut Psikolog Adelina Syarief, SE, Mpsi remaja yang melakukan perilaku menyimpang dalam hal ini yaitu kenakalan remaja disebabkan dari diri sendiri atau lingkungan.

"Penyebabnya bisa dari sifat bawaan atau dari keluarga misalnya orangtua yang terlalu sibuk, kurangnya komunikasi atau perceraian," ujar Adel ditulis Selasa (10/9/2013).

Anak yang sudah merasa tidak nyaman dalam rumah maka mudah terpengaruh lingkungan misalnya ajakan teman yang membuatnya melakukan hal negatif.

Kenakalan remaja yang kerap terjadi terdiri dari empat jenis yaitu:

1. Tawuran atau perkelahian antarpelajar

Perkelahian termasuk jenis kenakalan remaja akibat kompleksinya kehidupan kota yang disebabkan karena masalah sepele. Tawuran pelajar sekolah menjadi potret buram dalam dunia pendidikan Indonesia. Pada 2010, setidaknya terjadi 128 kasus tawuran antar pelajar.

Angka itu melonjak tajam lebih dari 100 persen pada 2011, yakni 330 kasus tawuran yang menewaskan 82 pelajar. Pada Januari-Juni 2012, telah terjadi 139 tawuran yang menewaskan 12 pelajar.

2. Penyalahgunaan narkotika, obat-obat terlarang dan minuman keras

Penyalahgunaan narkotika adalah penggunaan narkotika dan narkoba tanpa izin dengan tujuan untuk memperoleh kenikmatan.

Kenakalan remaja yang satu ini dapat menimbulkan tindakan kriminal lainnya seperti pemerkosaan, pembunuhan, pencurian dan perampokan.

Menurut Psikolog Adelina Syarief SE, Mpsi, penggunaan narkoba akan memicu timbulnya tindakan kriminal lainnya.

"Narkoba akan memicu tindakan kriminal dan bisa juga memicu seks pra nikah, karena mereka seperti memiliki keterkaitan," ungkap Adel.

Adel juga menambahkan kenakalan remaja meningkat diakibatkan perkembangan zaman dan status ekonomi.


3. Hubungan Seksual atau Seks pra nikah

Fenomena kasus seks di luar nikah di Indonesia menurut Direktur Bina Kesehatan Anak Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dr. Elizabeth Jane Soepardi, MPH mengalami peningkatan.

"Walaupun peningkatannya sedikit namun jumlahnya terbilang banyak yaitu sebanyak 14,6 persen pada pria dan 4,5 persen pada perempuan," ungkap dr. Jane.

Hubungan seks di luar nikah memicu penyebaran AIDS.

4. Tindak kriminal

Tindak kriminal merupakan tindak kejahatan yang merugikan orang lain dan melanggar norma hukum, sosial dan agama.

Menurut Adel kenakalan remaja yang mengarah pada tindak kriminalitas seperti mencuri atau merampok hampir jarang ditemukan di usia remaja.

"Remaja lebih sering melakukan kenakalan remaja seperti narkoba atau seks di luar nikahm untuk tindakan kriminal seperti membunuh, mencuri atau merampok hampir jarang," ujarnya.


Kenakalan remaja dapat dicegah dengan lebih dahulu mengetahui gejala-gejalanya, seperti:

Anak yang tidak disukai oleh teman.

Sering menghindar dari tanggung jawab rumah ataupun sekolah.

Sering mengeluh.

Mengalami phobia dan gelisah.

Suka berbohong.

Menyakiti teman.

Kurang konsentrasi.

Pencegahannya dapat dilakukan dengan usaha yang dimulai dari lingkungan keluarga seperti lebih banyak berkomunikasi dan menghabiskan waktu bersama.

"Komunikasi orangtua dan anak merupakan faktor untama mencegah timbulnya kenakalan remaja," ujar Adel.


                                       Via/sumber: Liputan6.com


Opini/pendapat:
          Hal yang paling terpenting adalah bagaimana kita menyikapi hal seperti ini, dalam hal ini kelurga lah yang menjadi titik perbaikin untuk anak, dan peran guru serta lingkungan. Jika remaja terjatuh dalam kenakalan, maka orang tualah yang memiliki tanggung jawab terbesar. Ketimbang menyalahkan pihak lain, orang tua pulalah hendaknya yang mengambil inisiatif memperbaikinya. Dan sebagai orang tua wajib memberikan si anak kegiatan yang positif seperti, organisasi siswa/osis, ikut dalam keagamaan, dan kegiatan positif lainya.