Minggu, 29 September 2013

Berbagai Perilaku Kenakalan Remaja yang Mengkhawatirkan



        Masa remaja merupakan periode transisi dari anak menuju dewasa. Pada usia ini kerap ditemukan perilaku berisiko yang bisa jadi mengarah ke tindakan kriminal.

Kenakalan remaja merupakan perilaku menyimpang yang dilakukan sesearang usia 14-19 tahun yang menimbulkan masalah atau keonaran dalam masyarakat.

Dikutip Wikipedia kenakalan remaja disebabkan oleh dua faktor yaitu subjektif (dari diri sendiri) dan objektif (dari lingkungan).

Menurut Psikolog Adelina Syarief, SE, Mpsi remaja yang melakukan perilaku menyimpang dalam hal ini yaitu kenakalan remaja disebabkan dari diri sendiri atau lingkungan.

"Penyebabnya bisa dari sifat bawaan atau dari keluarga misalnya orangtua yang terlalu sibuk, kurangnya komunikasi atau perceraian," ujar Adel ditulis Selasa (10/9/2013).

Anak yang sudah merasa tidak nyaman dalam rumah maka mudah terpengaruh lingkungan misalnya ajakan teman yang membuatnya melakukan hal negatif.

Kenakalan remaja yang kerap terjadi terdiri dari empat jenis yaitu:

1. Tawuran atau perkelahian antarpelajar

Perkelahian termasuk jenis kenakalan remaja akibat kompleksinya kehidupan kota yang disebabkan karena masalah sepele. Tawuran pelajar sekolah menjadi potret buram dalam dunia pendidikan Indonesia. Pada 2010, setidaknya terjadi 128 kasus tawuran antar pelajar.

Angka itu melonjak tajam lebih dari 100 persen pada 2011, yakni 330 kasus tawuran yang menewaskan 82 pelajar. Pada Januari-Juni 2012, telah terjadi 139 tawuran yang menewaskan 12 pelajar.

2. Penyalahgunaan narkotika, obat-obat terlarang dan minuman keras

Penyalahgunaan narkotika adalah penggunaan narkotika dan narkoba tanpa izin dengan tujuan untuk memperoleh kenikmatan.

Kenakalan remaja yang satu ini dapat menimbulkan tindakan kriminal lainnya seperti pemerkosaan, pembunuhan, pencurian dan perampokan.

Menurut Psikolog Adelina Syarief SE, Mpsi, penggunaan narkoba akan memicu timbulnya tindakan kriminal lainnya.

"Narkoba akan memicu tindakan kriminal dan bisa juga memicu seks pra nikah, karena mereka seperti memiliki keterkaitan," ungkap Adel.

Adel juga menambahkan kenakalan remaja meningkat diakibatkan perkembangan zaman dan status ekonomi.


3. Hubungan Seksual atau Seks pra nikah

Fenomena kasus seks di luar nikah di Indonesia menurut Direktur Bina Kesehatan Anak Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dr. Elizabeth Jane Soepardi, MPH mengalami peningkatan.

"Walaupun peningkatannya sedikit namun jumlahnya terbilang banyak yaitu sebanyak 14,6 persen pada pria dan 4,5 persen pada perempuan," ungkap dr. Jane.

Hubungan seks di luar nikah memicu penyebaran AIDS.

4. Tindak kriminal

Tindak kriminal merupakan tindak kejahatan yang merugikan orang lain dan melanggar norma hukum, sosial dan agama.

Menurut Adel kenakalan remaja yang mengarah pada tindak kriminalitas seperti mencuri atau merampok hampir jarang ditemukan di usia remaja.

"Remaja lebih sering melakukan kenakalan remaja seperti narkoba atau seks di luar nikahm untuk tindakan kriminal seperti membunuh, mencuri atau merampok hampir jarang," ujarnya.


Kenakalan remaja dapat dicegah dengan lebih dahulu mengetahui gejala-gejalanya, seperti:

Anak yang tidak disukai oleh teman.

Sering menghindar dari tanggung jawab rumah ataupun sekolah.

Sering mengeluh.

Mengalami phobia dan gelisah.

Suka berbohong.

Menyakiti teman.

Kurang konsentrasi.

Pencegahannya dapat dilakukan dengan usaha yang dimulai dari lingkungan keluarga seperti lebih banyak berkomunikasi dan menghabiskan waktu bersama.

"Komunikasi orangtua dan anak merupakan faktor untama mencegah timbulnya kenakalan remaja," ujar Adel.


                                       Via/sumber: Liputan6.com


Opini/pendapat:
          Hal yang paling terpenting adalah bagaimana kita menyikapi hal seperti ini, dalam hal ini kelurga lah yang menjadi titik perbaikin untuk anak, dan peran guru serta lingkungan. Jika remaja terjatuh dalam kenakalan, maka orang tualah yang memiliki tanggung jawab terbesar. Ketimbang menyalahkan pihak lain, orang tua pulalah hendaknya yang mengambil inisiatif memperbaikinya. Dan sebagai orang tua wajib memberikan si anak kegiatan yang positif seperti, organisasi siswa/osis, ikut dalam keagamaan, dan kegiatan positif lainya.